SABAR MENITI KARIR
Al jaza’ jins al amal (hasil sesuai dengan usaha)
-Ibnu katsir-
Gue pengen bgt dapet cowok…..
sholeh taat ibadah, kaya, keturunan keluarga terpandang, ganteng, kalau bisa sih sesuku…
Salah satu ungkapan mahasiswi saya yang pernah saya dengar disaat melintasi didepan mereka yang sedang ngobrol di selasar kampus. Sementara bagi banyak cowok sekarang banyak yang pengen cepet kaya tanpa memperhatikan ‘hukum sebab akibat’ atau ‘hukum tebar benih’. Terkadang terkesan ‘menghalalkan’ segala cara bahkan yang parah adalah mencari pembenaran dengan bertanya pada ustd dengan memunculkan sisi yang wajar.
Ketidak sabaran ini bisa berakibat sangat patal, bahkan bisa merusak semua aktifitas yang sudah dilalui. Pemuda yang seperti ini akan mudah tergiur tawaran orang lain dalam bisnis yang hasilnya besar tanpa harus lelah, hasil besar tanpa harus meninggalkan dakwah (red:bagi aktivis dakwah), hasil besar tanpa harus meninggalkan keluarga.
Jika kita menanam benih cabai pasti nantinya yang akan dipanen adalah cabai, bukan tomat ataupun sayuran kubis. Sama halnya ketika kita menebar amal saleh maka kita akan menikmati manisnya hasil dari perbuatan yang dilakukan saat di bumi dan ataupun nanti di surgaNya.
Di dalam al-Quran banyak sekali ayat yang menjelaskan hukum sebab akibat ini, salah satunya terdapat dalam QS Ibrahim 7, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih”. Dengan sebab kamu bersyukur, maka akibatnya Alloh menambah nikmat dan sebaliknya dengan sebab kamu tidak bersyukur maka akibatnya azab yang sangat pedih.
Begitupula dalam QS Alzalzalah 7-8 “Barang siapa yang mengerjakan kebaikan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya. Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula”. Sebab mengerjakan kebajikan atau kejahatan, akibatnya akan melihat balasannya.
Dari hukum sebab akibat ini, dapat diturunkan empat hukum yang lainnya, yakni sebagai berikut:
Hukum Keyakinan. Apapun yang kita yakini dengan sepenuh hati, maka ia akan menjadi kenyataan. Jika kita meyakini bahwa manusia itu baik maka niscaya kita akan menemui orang baik, namun sebaliknya jika kita meyakini manusia itu buruk maka kita akan menemui orang yang buruk. Hal ini sesuai dengan isi al-Quran bahwa Alloh SWT mengikuti prasangka hamba-Nya Jadi berhati-hatilah dengan keyakinan.
Hukum Harapan. Apapun yang kita harapan dengan penuh percaya diri akan menjadi harapan yang terpenuhi.
Hukum Ketertarikan. Kita adalah magnet hidup yang menarik orang-orang, situasi dan keadaan yang sejalan dengan pikiran dominan ke dalam hidup kita.
Hukum Kesesuaian. Dunia luar merupakan cermin dunia dalam kita.
Terjerat dalam kebingungan
waktu yang merenggut manisnya kehidupan
mengikis sisa keharmonisan
terlukis pada akhir goresan
Asma-Mu.......
Selalu terucap, dalam lirih lepas udara keaslian
jika nafas masih teratur berjalan
warna itu takkan pernah ternodai
perbuatan itu,pasti berakhir mati.
Jika Kau beri aku 1 harapan
pasti ku beri sejuta pancaran keabadian janji sejati
waktu yang merenggut manisnya kehidupan
mengikis sisa keharmonisan
terlukis pada akhir goresan
Asma-Mu.......
Selalu terucap, dalam lirih lepas udara keaslian
jika nafas masih teratur berjalan
warna itu takkan pernah ternodai
perbuatan itu,pasti berakhir mati.
Jika Kau beri aku 1 harapan
pasti ku beri sejuta pancaran keabadian janji sejati

