Ibu, Inspirator Kehidupan | Pemuda Indonesia Foundation Ibu, Inspirator Kehidupan | Pemuda Indonesia Foundation

Ibu, Inspirator Kehidupan

Posted by Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi On 1:44 AM

Ibu, Inspirator Kehidupan
Oleh ; Deti Alianti (deti.alianti@yahoo.com)


Bagiku, sosok Ibu tidak hanya sekedar orangtua yang telah melahirkanku. Tapi lebih dari itu, ia menjadi sahabat, inspirasi dan pendamping setia di saat suka maupun duka.
            Masa-masa sekolah ku di SMK sangat istimewa, berbeda dari kebanyakan remaja pada umumnya. Masa yang disaat itu banyak remaja putri yang memadu  kasih dengan teman spesialnya, membentuk genk-genk yang saling beradu gaya, dsb. Tapi kupilih jalan berbeda. Di masa SMK yang katanya merupakan masa yang paling indah aku pilih untuk belajar hidup mandiri, mencoba membantu meringankan beban orang tuaku. Sambil sekolah, aku membawa makanan titipan teman-teman atau tetanggaku yang nantinya makanan tersebut akan kujual dan aku mendapatkan Rp 100 dari setiap makanan yang berhasil kujual. Mulanya aku sempat malu, minder dan rendah diri. Tapi saat bayangan ibuku muncul, membayangkan bagaimana besarnya harapannya padaku seketika itu juga kulenyapkan semua perasaan itu.
            Aku ingin membanggakan dan membahagiakan ibuku walaupun aku tahu apa yang kulakukan bukan apa-apa, tidak sebanding dengan apa yang telah dilakukannya. Ibu membuatku kuat, berani, tangguh dan pantang menyerah.
            Walaupun bersekolah sambil berjualan, aku tetap bisa berprestasi di sekolah. Aku belajar dengan tekun dan sungguh-sungguh agar bisa menjadi bintang kelas dan mendapatkan beasiswa. Alhamdulillah atas support dan do’a ibu aku bisa mencapainya. Di akhir semester sekolah, aku menjadi juara umum dan mendapatkan beasiswa gratis biaya SPP selama 6 bulan. Ibu datang ke sekolah untuk menerima beasiswa tersebut. Betapa senangnya hati ini bisa membuat ibu bangga kepadaku. Senang bercampur haru kami rasakan saat itu mengingat tidak mudah untuk mencapai semua itu apalagi aku bersekolah sambil berjualan. Konsentrasiku otomatis terbagi dua. Tapi, itu bukanlah alasan untuk tidak berprestasi dan kini aku buktikan semua itu.
            Setiap hal yang kualami pasti selalu kuceritakan pada ibu termasuk soal asmara. Aku yang merasa risih dan tidak mau berpacaran seringkali dinasehati ibu bagaimana menolak laki-laki yang tidak kusukai tanpa menyakiti hatinya.
            Dikeluarga, aku rasa ibulah yang paling tangguh. Selain membantu Ayahku mencari uang, ia juga mengurus keempat anaknya dengan baik. Ia sabar menghadapi keegoisanku, tersenyum melihat kenakalan adik-adikku dan tekun melakukan pekerjaan semua pekerjaan rumah. Aku belajar banyak darinya. Belajar bagaimana menjalani kerasnya hidup, belajar menjadi mandiri (maklumlah ibu menjadi anak tunggal setelah kedua saudaranya meninggal dan aku pun belum mngetahui wajah mereka). Lalu, aku belajar juga untuk menerima takdir dan mengalah pada orang lain. Yang jelas di mataku ibu adalah sosok yang kuat, tegar dan sabar. Ibu yang membuatku terus bertahan dan bersemangat menjalani kerasnya hidup. Karena walau bagaimana pun aku bertekad ingin membuat ia bahagia, aku ingin ia selalu tersenyum dan yang terpenting adalah aku ingin mewujudkan semua harapannya satu persatu, sedikit demi sedikit, pelan tapi pasti. Ibu, doa’kan anakmu ini agar kelak dapat menjadi orang yang berhasil dunia dan akhirat.

*Selamat Hari Ibu*
Semoga semua anak di Indonesia bahkan di dunia bisa lebih menghargai dan menyayangi ibunya, khususnya bagi saya pribadi. Aamiin.

    Karya

    More on this category »

    Inspirasi

    More on this category »

    Event

    More on this category »

    About Us

    More on this category »