Menentukan Visi Hidup 2013
Semua CEO di dunia, semua top level management di dunia dan semua orang yang diingat dalam sejarah kehidupan dunia memiliki kesamaan yaitu mereka memiliki sebuah visi yang harus mereka wujudkan. Visi besar tidak menjamin seseorang menjadi hebat dan sukses besar tapi setiap orang besar dan sukses pasti memiliki visi yang besar. Sekarang bertanyalah pada diri sendiri sudahkah membuat visi? visi yang akan mengantarkan pada kesuksesan dalam hidup, jika belum segeralah buat visi dari sekarang sebelum menyesal. Apa visi misi hidup Anda? Selama ini kita rajin sekali membuat visi dan misi perusahaan atau organisasi tempat kita beraktivitas. Setiap tahun visi misi itu kita evaluasi dan kita pertajam. Intinya kita begitu peduli dengan yang satu ini. Kenapa untuk hidup yang kita jalani puluhan tahun lamanya tidak memiliki visi dan misi hidup? Apakah kita sudah menjawab persoalan paling besar dan paling penting dalam hidup kita, yakni: Apa tujuan kita hidup di dunia ini? Apa misi kita sepanjang karir kehidupan kita di dunia ini? Apa jejak karya yang akan kita banggakan nanti sebagai prestasi hidup kita di hadapan Tuhan Yang Maha Kuasa kelak?
Kenyataannya banyak sekali orang hidup dalam keadaan “pasrah” pada takdir. Mengalir begitu saja, terserah nanti akan bagaimana? Biasanya ini tidak kita sadari, karena tekanan-tekanan rutinitas setiap hari yang membuat kita makin berpikir pendek dan spontan. Kita jarang melakukan perenungan, berpikir mendalam, sehingga kita bisa mengambil alih kemudi hidup kita ke arah yang kita cita-citakan.
Saat ini sepertinya kita sedang berada dalam kendaraan yang tengah bergerak kencang yang tak bisa kita hentikan, tak pula bisa kita kendalikan, bahkan untuk belok sekalipun!. Yang lebih parah lagi, kita bahkan sudah tak lagi punya kemauan! Semua kita biarkan mengalir begitu saja, lalu tiba-tiba (saat maut menjemput kita) barulah mata batin kita melihat segala sesuatunya sudah berlalu, sudah terlambat!
Mari bersama-sama kita merancang apa visi kita dalam kehidupan dunia ini? Apa pula misi hidup kita? Bukankah kita sudah begitu pandai merancang business design perusahaan kita? Mengapa tak kita gunakan kemampuan itu untuk juga merancang life design diri kita sendiri? Akan jauh lebih berpengaruh lagi, jika visi misi kita itu kita tulis besar-besar, dengan tinta yang terang menyala, lalu menempelkannya di dinding-dinding kamar kita, di meja kerja kita, di halaman pertama diary kita, di laptop atau komputer kita, di halaman pertama buku kerja kita.
Akan lebih baik lagi jika visi - misi itu kita terjemahkan dalam satu kalimat yang singkat, sebuah motto yang menjadi jargon hidup kita. Lalu dari situ mulai pula kita rumuskan budaya-hidup kita, akhlak ruhani kita, kebiasaan-kebiasaan kita, prioritas-prioritas hidup kita, sampai bahkan rencana aksi kita tahun ini, tahun depan. Kita “memperlakukan perusahaan” dengan begitu serius, mengapa tidak kita lebih serius lagi dengan nasib-hidup kita?
“Allah mengasihi seseorang yang mengetahui darimana ia berasal, dimana ia hidup, dan kemana ia kembali.” (Ali bin Abi Thalib ra).
Mulai sekarang seriusi nasib hidup kita dengan mendesain lebih baik lagi dan memfokuskan pada visi yang sudah kita tetapkap, selama ini kita tidak fokus pada pada visi, selama ini diri kita terlalu bernafsu mendapatkan yang besar dan yang banyak sekaligus (one off action). Kalau kita membebani diri dengan sejumlah keinginan yang tinggi (menurut ukuran kita saat ini) dan itu harus tercapai langsung seketika, maka fokus kita menjadi tidak jelas. Ketika fokus tidak jelas, tindakan kita juga tidak jelas. Ketika tindakan tidak jelas, tahapan yang kita tempuh juga tidak jelas. Artinya visi hidup kita menjadi tidak terarah dan akan semakin menjauhkan jarak pencapaiannya.
