Pengentasan Pengangguran Pemuda Indonesia
Asisten Deputi Bidang Kepeloporan
Pemuda Kementerian Pemuda dan Olah Raga, Muh Abud Musa'ad, mengatakan angka
pengangguran pemuda terdidik mencapai 41,81 persen dari total angka
pengangguran nasional. Ada fenomena semakin tinggi jenjang pendidikan semakin
tinggi ketergantungan pada lapangan kerja. Ketergantungan terhadap lapangan
kerja itu, disebabkan pemuda-pemuda terdidik memilih-milih pekerjaan yang
sesuai dengan kebutuhan dan kompetensinya.
Jumlah pengangguran terdidik
terbanyak adalah lulusan perguruan tinggi, yaitu 12,78 persen. Posisi
berikutnya disusul lulusan SMA (11,9 persen), SMK (11,87 persen), SMP (7,45
persen) dan SD (3,81 persen). Angka pengangguran pemuda Indonesia pun termasuk
yang tertinggi bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Pemuda yang
menganggur di Indonesia mencapai 25,1 persen dari total angkatan kerja. Angka
pengangguran pemuda Indonesia tertinggi kedua setelah Afrika Selatan. Karena
itu, harus ada upaya serius untuk mengurangi angka pengangguran pemuda.
Padahal, pemuda
memiliki aset potensial untuk dioptimalkan membangun bangsa. Selain usia
produktif, pemuda juga memiliki potensi kreativitas dan kemampuan intelektual.
Maka, untuk meningkatkan dan mengangkat potensi tersebut, mesti diperlukan
pengakuan, penghargaan baik dari diri sendiri maupun komunitas, diberi
fasilitas-fasilitas yang memadai, ruang berorganisasi dan beraktualisasi. Yang
lebih penting lagi, disertakan dalam berbagai program pembangunan. Penumbuhan
jiwa entrepreneur di kalangan pemuda menjadi penting
agar pemuda tidak hanya menjadi pencari pekerjaan (job
seeker), tetapi menjadi pencipta lapangan pekerjaan (job creator).
Atas dasar ini lah Pemuda Indonesia Foundation,
memfokuskan pada pengentasan penganggaruan dikalangan pemuda melalui program ;
1. INDONESIAN YOUTH ENTRENEURS (baca lengkapdisini)
2. LIFE SKILL PROJECT (baca lengkap disini)
3. ENTREPRENEURS PROJECT (baca lengkap disini)