Langit Impian | Pemuda Indonesia Foundation Langit Impian | Pemuda Indonesia Foundation

Langit Impian

Posted by Gerakan Pemuda Indonesia Berani Bermimpi On 11:30 PM
Kalau kita bertanya di alam semesta ini apakah yang paling tinggi? tentu jawabannya langit. Tidak ada benda apapun yang pernah kita lihat ketinggiannya melebihi langit. Langit menjadi salah satu lambang kekuasaan Tuhan yang maha kuasa, tanpa ada penyangga tetap berdiri kokoh. tak seperti atap gedung pencakar langit yang akan roboh tanpa adanya tiang penyangga.
            Jika punya mimpi, maka bermimpilah setinggi langit jangan pernah ragu, kuburlah ketakutan sedalam-dalamnya di tanah agar ia tak muncul kembali. Hancurkanlah rantai mitos “jangan terlalu tinggi mimpinya nanti bisa gila jika tidak teraih”. Ya gila kalau mengejar impian tanpa disertai sikap sabar dan keyakina yang tertancap dalam lubuk hati.
            Kejarlah impian setinggi langit dengan menggunakan tabung roket meluncurlah keatas secara vertikal, jangan pernah sekali pun berhenti. Hilangkan rintangan berupa gumpalan awan dalam lapisan troposfer, lalu naiklah terus menuju stratosfer, menembus lapisan ozon, ionosfer, dan bulan-bulan di planet. Luncurkanlah semangat meraih impian, meluncur terus sampai ketinggian di mana gravitasi bumi sudah tidak peduli lagi. Lintasi hujan meteor dan teruslah melaju menaklukkan langit impian.
            saya menyebutnya langit impian sebagai imajiner tempat tertinggi dari paling yang tinggi. Kebodohan manusia yang takut bermimpi haruslah dimusnahkan. Hanya anak kecil yang takut pada ketinggian, semakin tinggi impian seseorang maka semakin besar pula ujian yang akan dihadapi. Namun bila bisa melampauinya maka ketinggian level akan didapatkan. Ketika Tuhan yang maha kuasa akan menaikkan derajat seseorang maka ujian dan masalah sebagai mekanismenya.
            Ketakutan untuk mencapai ketinggian telah membuat langkah kaki sempit dan otak semakin tumpul. Hingga hanya sekedar berkata hidup itu bagaikan air mengalir mengikuti kemana air itu mengalir, padahal hidup itu pilihan.
            Impian adalah tunas harapan, diperlukan langkah nyata untuk mewujudkannya, diperlukan optimisme untuk menumbuhkan tunas itu, dan diperlukan keteguhan hati untuk mewujudkannya.
Manusia hidup di dalam dua dimensi, dimensi yang pertama yaitu manusia dipaksa dan tidak ada pilihan misalnya lahir dalam keadan cacat, kaki tidak ada jari jemari atau bertangan pendek. Tuhan yang maha kuasa tidak akan pernah meminta pertanggung jawaban kita pada dimensi ini, kenapa tangan kita ada 3 jari yang seharusnya 5 kecuali jari 3 dikarenakan memukul seseorang namun pada saat memukul jari kita putus 2, atau kenapa kita tidak memiliki anus? kenapa kita tidak bisa terbang di udara?, kenapa kita bisa berjalan diatas air? kenapa kita berkepala dua?. Semua pertanyaan-pertaanya itu tidak akan pernah di tanyakan oleh Tuhan kepada kita. Pada dimensi ini kita dipaksa menerima “keputusan“, namun jika kita tidak menerima, tidak bersabar dan menyalahkan “keputusan“, Tuhan dan malah menjadi makhluk pembangkang, maka pada posisi itulah kita akan dimintai pertanggung jawaban.
      Dimensi kedua yaitu manusia memiliki kebebasan untuk memilih sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkannya. Misalnya kebebasan untuk memilih surga-neraka, rajin-malas. Termasuk perkara memiliki impian sukses atau tidak masuk pada dimensi ini. Orang yang memiliki impian sukses berarti ia memilih untuk mengusahakan menjadi kenyataan, dia harus rela berkorban pemikiran, harta, fisik bahkan kehilangan kebahagiaan sementara demi mencapai kebahagian yang panjang (long happiness). Kebebasan memilih ini akhirnya melahirkan motivasi, motivasi untuk meraih yang dipilih sebelumnya. Jika manusia tidak memiliki impian berarti ia tidak memiliki motivasi hidup yang membuat energik untuk terus meluncur menembus awan hitam menuju langit impian
            Kehidupan manusia adalah kehidupan yang jatuh bangun. Sang pencipta tidak pernah menjanjikan langit yang selalu biru, namun satu hal yang pasti, setelah hujan reda selalu tampak pelangi. Bukan perkara bagaimana kita gagal menghadapi masalah, namun yang terpenting adalah bagaimana kita bangkit dari kegagalan tersebut dan mulai pembaharuan agar hal serupa tidak terulang lagi. Pada kenyataannya, ada begitu banyak manusia yang dengan mudah melakukan vonis terhadap dirinya sendiri dan sekaligus memastikan bahwa dia tidak bisa melakukan apa-apa, lantaran sudah pernah melakukan kesalahan yang fatal. Keberhasilan bukan diukur dari posisi yang telah dicapai seseorang dalam kehidupan, melainkan dari rintangan – rintangan yang diatasinya saat berusaha untuk berhasil.
            Manusia diberi akal, hati nurani dan dorongan oleh sang Pencipta untuk bangkit mengejar dan meraih impian dalam hidup. jangan pernah terucap kata-kata negatif bahwa impian tidak mungkin teraih. Justru sebaliknya banyak fakta bahwa setinggi langit pun impian dapat diraih. misalnya dahulu manusia memiliki keinginan pergi kebulan ternyata sekarang menjadi kenyataan. dan ada kisah nyata yang pernah ditanyangkan oleh salah satu TV swasta yaitu seorang ibu yang berprofesi sebagai pemulung sampah mampu menyekolahkan anaknya sampai menjadi sarjana. Walhasil, jangan pernah menjadikan kekurangan diri (ekonomi, fisik dll) sebagai justification untuk tidak berprestasi, namun jadikan kekurangan itu sebagai energi dasyat.Bangkit dan bermimpilah setinggi langit. [Chandra Purna Irawan]

    Karya

    More on this category »

    Inspirasi

    More on this category »

    Event

    More on this category »

    About Us

    More on this category »