Pak Sohih adalah seorang yang berprofesi sebagai pedagang bubur ayam tanggung maksudnya di pikul. Beliau dikaruniai 6 orang anak dari satu istri. Profesi yang beliau geluti selama 20 tahun mampu memberikan kehidupan yang berarti untuk keluarga yang ia pimpin, dengan penghasilan 20 ribu perhari beliau mampu menyekolahkan keenam orang anaknya meskipun ia harus berjalan kaki menempuh kiloan meter sambil memikul barang dagangnya. Namun yang luar biasanya adalah beliau berprinsip bahwa hidup ini harus disyukuri dan dinikmati, jika tidak, kita tidak akan pernah merasa cukup.
+++
PERTANYAAN menarik yang sering muncul dalam keseharian adalah, “Sudahkan kita bersyukur? Sudahkah kita merasakan tambahan nikmat atas syukur kita? Apakah kita ingin mendapatkan nikmat yang lebih besar lagi?”
Ada dua manfaat besar dari bersyukur. Kedua manfaat ini akan mengubah hidup kita jika kita mendapatkannya.Pertama; Pahala dari Allah. Jelas, bersyukur adalah perintah Allah, kita akan mendapatkan pahala jika kita bersyukur dengan ikhlas. Kedua; Menciptakan Feeling Good. Dengan bersyukur akan membuat kita lebih bahagia. Perasaan kita menjadi lebih enak dan nyaman dengan bersyukur. Bagaimana tidak, pikiran kita akan fokus pada berbagai kebaikan yang kita terima. Lalu apa manfaat Feeling Good? Pertama ; Jika Anda yang percaya dengan Hukum Daya Tarik (law of attraction), feeling good akan meningkatkan kekuatan kita menarik apa yang kita inginkan. Kekuatan hukum ini akan sebanding dengan keyakinan dan perasaan positif. Sementara semakin banyak kita bersyukur, akan semakin banyak perasaan positif pada diri kita.Kedua; Motivasi akan muncul dari kondisi emosi yang positif. Sementara bersyukur akan menciptakan emosi yang positif karena kita fokus pada hal-hal yang positif. Semakin banyak kita bersyukur akan semakin besar motivasi yang kita miliki.
Setiap saat, kita mendapatkan nikmat baru. Satu detik waktu berlalu berarti kita mendapatkan nikmat hidup selama satu detik. Nafas kita, penglihatan kita, penciuman kita, detak jantung kita dan sebagainya yang tidak mungkin disebutkan disini.
Bahwa tidak ada setitik pun yang ada di dunia ini yang dapat manusia dustakan. Semua keindahaan yang diciptakan oleh Tuhan diberikan pada tiap partikel ciptaanya. Pegunungan hijau yang terhampar luas. Lautan biru yang membentang, menyediakan sumber makanan serta kekayaan bumi yang melimpah ruah dapat digunakan manusia memenuhi kebutuhan hidupnya. Bintang-bintang dilangit bisa menjadi pentunjuk jalan ketika seorang musafir, nelayan, ataupun kelompok pecinta alam yang tengah tersesat mencari jalan keluar. Semua telah Tuhan sediakan bagi manusia. Namun, banyak manusia yang tidak menyadarinya.
Usaha dalam bekerja sering diartikan kerja yang sungguh-sungguh. Ada pengorbanan, tidak selalu memperoleh yang terbaik, namun menikmati proses yang terbaik.Bekerja sungguh-sungguh bukan berarti sekedar bekerja keras, namun bekerja ikhlas berlandaskan keseimbangan hidup. Orang yang kemudian tidak pernah menyertakan ikhlas dalam setiap aspek pekerjaannya ia akan selalu menggerutu atau merengek seperti anak kecil, bukannya malah melakukan instrofeksi diri kenapa kok saya tetap tidak diberikan penghargaan? Mungkin salah satu penyebabnya adalah tidak ikhlas dalam menyelesaika tugas yang diberikan.
Sikap berterima kasih atau bersyukur mendorong terjalin dan terbinanya persahabatan antar manusia. Inilah kesimpulan S.B. Alqoe dkk. asal University of Virginia, Amerika Serikat (AS). Hasil penelitiannya dimuat di jurnal ilmiah Emotion, edisi Juni 2008 dengan judul “Beyond reciprocity: gratitude and relationships in everyday life” (Lebih dari sekedar hubungan timbal balik: sikap bersyukur dan persahabatan dalam hidup keseharian).
Dalam karya ilmiah itu para ilmuwan meneliti peran sikap bersyukur atau berterima kasih yang muncul secara alamiah dalam perkumpulan mahasiswa di perguruan tinggi selama acara “pekan pemberian hadiah” dari anggota lama kepada anggota baru. Para anggota baru mencatat tanggapan atas manfaat yang mereka dapatkan selama pekan tersebut.
Di akhir pekan itu, dan satu bulan kemudian, anggota lama dan anggota baru menilai keadaan persahabatan dan hubungan di antara mereka. Kesimpulannya, rasa terima kasih atas pemberian hadiah berpeluang memicu terbentuknya dan terpeliharanya persahabatan di antara mereka.
Selain jalinan persahabatan yang baik, sikap bersyukur kini terbukti secara ilmiah memicu pula aneka manfaat lain. Di antaranya manfaat kesehatan jasmani, ruhani dan kehidupan bermasyarakat yang lebih baik. Tidak heran jika “gratitude research” atau “penelitian tentang sikap bersyukur” menjadi salah satu bidang yang banyak diteliti ilmuwan abad ke-21 ini.
Profesor psikologi asal University of California, Davis, AS, Robert Emmons, sekaligus pakar terkemuka di bidang penelitian “sikap bersyukur”, telah memperlihatkan bahwa dengan setiap hari mencatat rasa syukur atas kebaikan yang diterima, orang menjadi lebih teratur berolah raga, lebih sedikit mengeluhkan gejala penyakit, dan merasa secara keseluruhan hidupnya lebih baik.
Dibandingkan dengan mereka yang suka berkeluh kesah setiap hari, orang yang mencatat daftar alasan yang membuat mereka berterima kasih juga merasa bersikap lebih menyayangi, memaafkan, gembira, bersemangat dan berpengharapan baik mengenai masa depan mereka. Di samping itu, keluarga dan rekan mereka melaporkan bahwa kalangan yang bersyukur tersebut tampak lebih bahagia dan lebih menyenangkan ketika bergaul.
Dulu, sikap bersyukur atau berterima kasih sama sekali tidak terjamah dalam kajian ilmuwan psikologi tatkala profesor Emmons mulai mengkajinya di tahun 1998. Penelitian pertama prof Emmons melibatkan para mahasiswa kuliah psikologi kesehatan di universitasnya.
Saat itu sang profesor mewajibkan sebagian dari para mahasiswa tersebut untuk menuliskan lima hal yang menjadikan mereka bersyukur setiap hari. Sedangkan mahasiswa selebihnya diminta mencatat lima hal yang menjadikan mereka berkeluh kesah. Tiga pekan kemudian, mahasiswa yang bersyukur memberitahukan adanya peningkatan dalam hal kesehatan jiwa-raga dan semakin membaiknya hubungan kemasyarakatan dibandingkan rekan mereka yang suka menggerutu.
Di tahun-tahun berikutnya, profesor Emmons melakukan aneka penelitian yang melibatkan beragam kondisi manusia, termasuk pasien penerima organ cangkok, orang dewasa yang menderita penyakit otot-saraf dan murid kelas lima SD yang sehat. Di semua kelompok manusia ini, hasilnya sama: orang yang memiliki catatan harian tentang ungkapan rasa syukurnya mengalami perbaikan kualitas hidupnya.
Semoga bermanfaat.....